Siapa yang mau celaka ? Cuma
orang ngga waras kali. Nah,
berhubung beberapa kecelakaan yang
terjadi di dunia penerbangan, ada isyu yang berkembang di tanah Minahasa, kalo
salah satu konglomeratnya berniat mendirikan sebuah maskapai baru yang di
setting untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan penerbangan.
Menurut isyu, si konglo ini paham
kalo salat satu penyebab kecelakaan adalah human error, alias manusianya
error. Nah bicara soal error, kan juga
banyak faktornya. Misalnya mas pilot
lagi ada masalah pribadi, yang entah karena masalah finasial, ato juga
hugel. Makanya si konglo bakal melakukan
tiga tahapan scraning sebelum mas pilot yang bakal nyupirin pesawat
mengudara. Konon, untuk mengetahui
secara akurat masalah pribadi mas pilot, si konglo bakal melibatkan ahli
hipnotis, supaya mas pilotnya ngomong jujur, dan ngga mencla-mencle kayaq si
mucle.
Setelah personal pilot teratasi,
masalah selanjutnya adalah mengatasi minimnya
kemampuan pesawat mendeteksi secara
otomatis keberadaan awan yang paling banyak kontribusinya pada kecelakaan,
yakni awan cummulus nimbus. Karena itu
ia berencana menggabungkan tekhnologi pesawat sama radar rudal saat mendeteksi
panas. Jadi ia bakal mengadopsi tekhnologi tersebut dan mencangkokannya ke
pesawat, supaya dari jarak jauh pesawat bisa menghindar otomatis manakala mengendus
keberadaan si sexy cummullus nimbus.
Selain radar pendeteksi, si
konglo yang ternyata pemerhati hewan, juga berencana mengembangkan dan
mengadopsi kemampuan hewan kelelawar yang bisa mengeluarkan suara ultrasonik
yang bergelombang tinggi, yang bakal mbalikin lagi suara yang dikeluarkan ketika
menemui hambatan.
Bukan itu saja, si konglo juga tengah melakukan riset bareng ahli-ahli perikanan guna mempelajari kemampuan pertahanan diri beberapa jenis hewan laut kayaq cumi-cumi yang bisa mengeluarkan tinta saat dalam bahaya, atau ikan buntal yang berubah bulat. Dan jika riset tersebut sukses, maka kemampuan tadi juga bakal di cangkokan pada perangkat pesawat guna bereaksi manakala dalam situasi genting guna mempertahankan diri.
Cuman persoalan ‘kecil’ muncul,
justru ketika dia bakal menentukan nama buat maskapainya. Di benaknya, nama punya pengaruh dalam kaitan
dengan aktifitas. Dia inget waktu
pesawat ulang-alik Chalenger meledak. Menurutnya,
kan chalanger artinya ‘penantang,’ nah, chalanger tersebut yang bentuknya kayaq
torpedo bakal terbang menuju langit. Artinya,
chalanger tersebut seolah nantangin Tuhan yang di iimani banyak orang adalah
penguasa alam semesta. Konyol sih teori si konglo, tapi mmmhh,...
bisa diterima lah buat orang yang percaya Tuhan. Masa Tuhan di tantangin. Emangnya Floyd Mayweather.
Terus Lion Air. Yah emang sih Lion Air belom pernah jatuh (semoga banget tidak). Tapi kan Singa ngga bisa terbang. Orang naek pohon kelapa aja ngga bisa, makanya
dalam banyak aktifitasnya seringkali banyak masalah. Lagian,
coba bayangin kalo Singa di hutan bisa terbang.
Kasian dong burung-burung.
Di tengah kenelangsaannya
menentukan nama buat maskapainya, si konglo akhirnya bikin sayembara khusus di
kalangan keluarga terdekat. Walau nama-nama
yang diajukan cukup aneh, tapi sebagai putra Minahasa, dia ngga lupa identitas
kedaerahannya. Nidia kandidatnya:
Paniki (kelelawar dlm bhs Minahasa). pict from google |
Kakerlak Air, Boto-boto Air,
Weris Air, Paniki Air, Logong Air, Bunglon Air, Kunang-kunang Air, Pokpok Air,
dan Keode Air.
Tapi salah satu cucunya yang agak
breng-breng tapi kreatif, yang namanya Ray bilang begini:
“Opa, nanti lucu
kedengarnnya pas di bandara ada pengumuman di pengeras suara: Panggilan-panggilan, kepada saudara Alo
Kumentas untuk segera naik ke pesawat Kakerlak Air dengan nomor penerbangan
K227 tujuan Tabukan Selatan...”
(Loe percaya ? Hahahaha.....salah sendiri percaya hoax...axaxax)
Stop kekerasan dan Perang.....!!!!