Stop…..!!!! kalo loe waras, baiknya
gak usah mbaca terus dech. Ntar nyesel..
Peringatan ke-dua. Stop…!! Gw
gak tanggung jawab loh kalo loe masih mbaca juga.
Loh, masih membaca juga…?? Ok deh
kalau begitu. Dengan senang hati gue ucapin: “Selamat datang di komunitas orang
gila.”
Loh, koq tersinggung…..! Kan udah gue
peringatin....hehehe..
Jadi begini, wahai komunitas gila
yang saya gilai, pastinya ada beberapa pertimbangan gila yang membuat anda
masih juga tergila-gila untuk melanjutkan kegilaan anda membaca tulisan gila
ini.
Pertama. Anda bukan tipe orang yang setengah
gila dalam melakukan banyak hal gila. Ini dibuktikan dari kegilaan anda yang
masih terus membaca tulisan gila ini. Karena saya pikir secara gila, ketika
anda mulai membaca, anda berpikir telah melakukan kegiatan setengah gila.
Daripada Cuma setengah, pastinya anda merasa riskan dituduh oleh suara gila
dari hati anda sebagai orang yang setengah-setengah. Karena itulah anda
memutuskan untuk menjadi gila yang seutuhnya.
Kedua. Anda merupakan salah satu teman saya
yang merasa iba melihat kegilaan saya, lalu memutuskan untuk mengambil resiko
menjadi segila saya
Ketiga. Anda hanya ‘kebetulan’ menjalin
pertemanan dengan saya lewat FB ini, lalu mencoba cari tahu sejauh mana
tingkat kegilaan saya, supaya anda punya alasan (yang tidak gila), yang cukup
kuat untuk menghapus saya dari daftar pertemanan
Keempat. Sebenarnya anda justru kurang
menyukai saya. Kalaupun anda telah melangkah segila ini,
semata-mata karena anda telah terjebak dalam nuansa gila yang saya ciptakan.
Padahal, tujuan anda sebenarnya hanya untuk mengukur kadar kegilaan saya
Kelima. Khusus wanita, jika masih terlibat
dengan kegilaan ini, cuma berarti 2 kemungkinan, yaitu sama dengan bunyi poin kedua, atau diam-diam menaruh rasa gila
terhadap saya….hehehe….(orang gila tidak mengenal istilah GEER loh…)
Keenam. Anda memang sudah bosan dengan
kondisi waras, sehingga bagaikan mendapat oksigen kebebasan bisa tergabung
dalam komunitas gila, sebagai sesama kaum gila
Bicara soal gila, seharusnya kita
bersyukur bisa tergabung dalam komunitas gila. Kenapa?
- Karena hanya dalam kondisi gila, kita bisa bebas murni dari segala macam dakwaan dalam berbagai kasus di pengadilan. Buktinya, tidak sedikit orang waras yang sudi melamar dalam komunitas gila, demi menghindari jerat hukum. Dan ironisnya, setelah keputusan pengadilan membatalkan tuntutan, mereka mendadak waras, dan menajiskan kaum gila.
- Jika kaum gila melakukan tindakan gila, itukan wajar. Sebaliknya, lebih banyak kaum yang mengagungkan kewarasannya, justru melakukan tindakan-tindakan gila. Mau contoh? Nonton aja kelakuan gila kaum waras di parlemen atau dunia politik.
- ·Jika kaum gila mencari makan dengan mengais sampah, wajar kan? Lah wong gila koq. Tapi warasnya, tidak sedikit kaum yang menyanjung kewarasan, justru menghisap makan yang dikais kaum gila tersebut. Ngga percaya? Tuh liat bantuan bencana alam yang seringkali tidak sampai pada korban bencana.
- Kaum gila tidak pernah menghina kaum yang berseberangan dengannya. Hahaha…emangnya pernah ada orang gila yang bilang “Dasar kamu waras..!” kan selalu orang waras yang teriak “Dasar gila..!”
- Tidak ada orang gila yang berubah waras karena tekanan dan depresi. Orang gila tidak pernah tergila-gila dengan harta. Bukankah pernyataan “Dasar gila harta” hanya ditujukan bagi orang waras?
Malam semakin gila, menyatu dengan gilanya angin malam. Dari sebuah kedai gila, mengalun salah satu lagu yang saya gilai, yang dinyanyikan Afgan
Tersadar, di dalam gilaku,..setelah jauh menggila,
cahaya gilamu, menuntunku,..
Terima kasih gila, untuk segilanya, kau berikan gila,
kesempatan gila, tak akan terulang gila, semua kegilaanku, yang pernah
menggilaimu……(Afgan)
Filsafat gila: hal tergila yang
dilakukan orang gila adalah berhenti berharap menjadi gila
sekian dulu
kegilaan ini. And kalo udah selesai mbaca, plisss, jangan ngedumel dalam hati 'dasar gilaa..' (krn itu sebuah tanda bhw anda sudah meragukan kewarasan asli anda)
Salam gila....!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar