Dua hari lalu Ramon datang ke rumahku. Tapi aku lagi di kebun memberi makan ikan di
telaga (ngga selamanya dong di kebun harus nanam jagung). Jadi Ramon ngobrol dengan papa. Waktu aku sampe, mereka sedang tertawa bareng. Ayam betina yang lagi bertelur sampe kaget,
dan batal bertelur.
Papa menyingkir sejauh 7 km (pergi ke dokter buat
check up), dan membiarkan kami ngobrol.
“Aku
berantem hebat sama Koki..” Dia mengeluarkan sebatang rokok (tapi tidak
menawari aku....dasar pelit)
“Kenapa lagi
sich ?” Seraut wajah cantik Adelheid-istrinya,
melintas di benaku.
(di sini harusnya kalian mikir, gimana ceritanya
koq nama Adelheid di panggil ‘koki’ ?)
“Koki ngamuk
setelah membaca sms terkirim dari hp-ku
buat temen wanita” Muka Ramon
berubah keruh (kan ngga lumrah kalo berubah ‘dangkal’...emangnya danau)
“Pasti
isinya genit-genitan”
“Bukan. Rumus-rumus Geometri...” Ramon mandang sinis dan kejam (pastinya ke
aku dong, masa ke cicak di dinding)
“Ha....ha....ha....100
x” (yang pasti itu ketawa, masa
kentut..)
“Hey
man,...tunjukin empati sedikit keq. Mana kesetiakawanan kamu...?” Kayaqnya Ramon marah beneran. Soalnya dia nunjukin gelagat mau nelen asbak
di meja (begitu kalo penyakit marahnya kambuh).
“Loh, kan
respon aku wajar. Tandanya aku
mencermati cerita kamu, entar kalo aku nangis, kamu marah juga” Aku sempat mikir untuk merubah judul tulisan
ini jadi ‘saling memarahi’
“Hampir
seminggu ini aku di cuekin. Baju ngga
distrika, makan suruh makan di luar, mandi,.... mandi sendiri, tidur,.... tidur
sendiri...” Aku heran, koq Ramond
jadi doyan dangdut. Padahal genre musik kesukaannya
kan R& B. Mmhhhh,...jangan-jangan
begini nich awal mula terciptanya dangdut remix.
“Kamu udah
minta maaf belom ?” Kenapa tiba-tiba
aku teringat lima sila-nya Pancasila sich...
minta dari om Google.. |
“Kenapa
harus minta maaf, kan aku ngga salah “
Aku mikir untuk nyari balok buat mukul kepalanya. Jangan-jangan nich manusia kena amnesia.
“Mon, kalo
kamu merasa benar, kenapa kamu galau and dateng ke aku untuk cerita semua
ini. Harusnya kamu diem di rumah, terus
beraktifitas seperti biasa. Kamu ke sini
karena kamu tidak yakin kalau kamu bener.
Malah sebenarnya kamu udah tau kalo kamu salah, cuman mau minta dukungan
aku untuk mencari celah kecil untuk
membenarkan kesalahan kamu “ Habis
ngomong, malah aku yang bingung bisa ngomong begitu.
“Coba kalo
sekarang aku balik kasusnya. Kamu
membaca sms terkirim dari hp Adelheid yg isinya lagi genit-genitan sama
laki-laki lain. Apa kamu masih bisa
senyum, dan menganggap biasa-biasa aja.
Makanya di pake tuh otak. Segala
hal menyakitkan yang orang lakukan ke kamu, jangan lakukan juga ke orang
lain. Itu namanya seimbang...” Aku jadi ingat film kartun Lion King
(sayangnya aku malah bingung, apa kaitannya sama petuahku ke Ramond...halah...sa
bodo)
minta juga dari om Google |
====================
Ramon, aku dan sebagian besar kita sebenarnya
ampir mirip. Kadang terlalu arogan untuk
mengakui kesalahan. Kita lebih suka
meletakan kesalahan di pihak lain.
Bahkan ketika udah jelas-jelas salah, toh tetap gengsi minta maaf karena
terlanjur....basah....
Quote: Kita
bisa bikin 100 kesalahan yang sama dengan 1 permintaan maaf yang terlalu rumit.